Tanah,
Tanah, Tanah
Liang
hidupnya para ulat,
Tempat
cacing riuh bergulat,
Memang
Makhluk-
makhluk yang menjijikkan itu di tanah liat,
Dia
menciptakan asalku dari mu, hingga seutuh badan
Ditiupkan
–Nya napas kehidupan,
Apa
yang dapat aku angkuhkan dan sombongkan,
Setelah
badan tak utuh dan tak berjiwa,
Daku kembali
bergulat riuh dengan cacing dan......
Ulat
juga,
Liang
hidupnya para ulat,
Tempat
cacing riuh bergulat,
Kita
semua kembali ke lubang
Lahat.
Rindu
Batin
menjerit, batin menderita
Menjerit
pedih
Tetapi
nikmat,
Menderita
sakit
Tetapi
bahagia,
Aneh
sebenarnya,
Aneh
kenyataanya,
Tapi
benar, tapi nyata,
Rindu Rasa,
Anugerah
penyakit dari yang Esa,
Bagi
hamba-Nya yang dilanda asmara.
Tuhan ,
sampaikan salam rinduku
Untuknya.
Mandi
Pagi
Di ufuk
timur matahari,
Setiap
kali aku mandi pagi,
Ku
panjatkan puji syukur ke ilahi,
Alangkah
besarnya nikmat yang diberi.
Satu
siram air, seterusnya penuh arti,
Dari
kulit lapis luar, sumsum ke urat nadi,
Membangkitkan
semangatku untuk berbakti,
Makna
dan tujuan hidup untuk umat yang......
Mengerti......
Bercinta
Dalam
mayapada....
Bila
insan- insan sedang bercinta,
Mabuk
kepayang tiada tara,
Ingat,
Jangan
bercinta segenap jiwa
Apalagi
dapat tertinggal rasa lain sedikit jiwa
Karena
insan- insan pasti kecewa,
Tiada
yang abadi di dunia yang fana
Apa
yang rasa pasti, bisa berubah rupa,
Perubahan
yang selalau berputar dalam mayapada
Tapi,
Bila
insan- insan bercinta dengan yang Kuasa,
Janji
pastinya sudah ada di DIA.
Lidah
Jago
silat yang kuat perkasa
Jago
silat yang gagah berani
Harus
mengakui bahwa
Silatmu
jauh lebih berjaya
Dari
mereka
Dengan
silatmu
Kau
pecahkan persoalan yang mahasulit,
Dengan
silatmu
Kau
selesaikan persoalan yang maharumit,
Dengan
silatmu
Kau
mengubah hari ini. Ya, esok tadi
Dengan
silatmu
Manusia
saling berbunuhan
Dengan
silatmu
Manusia
saling menyakiti
Uh,
lidah muak aku
Denganmu,
Dasar
kau tak bertulang.....
Pemimpin
Yang Bersih
Diharapkan
siang malam oleh rakyat,
Diimpikan
dalam tidur nyenyak umat sangat,
Rakyat
rela bekerja keras di panas menyengat,
Asal
kau muncul dengan karisma yang dahsyat,
Sebagai
panutan bangsa yang memikat.
Masih
adakah pemimpin yang bersih??
Dalam
buana raya jiwa sejagat......
Him
Tomorrow
and today are the same for me
I still
need him to be happy
And
this is my destiny
That’s
what I always see
But
what kind of man is he
I
really don’t know exactly
He said,
I am so sweety
But he
never gave identity
Makes
me still confuse maybe
I know
he is so lovely
Last
night I saw him by the sea
Misteri
Mimpi
Ketika
gerimis menerpa mendera hati
Titik-
titik air menusuk ke sanubari
Pandanganku
kosong kepada alam
Percikan
air membasahi bumi
Ku
masih disini berteman sepi
Matahari
sembunyi di balik hari
Enggan
melirik menuai kasih
Mendung
belum tersibak cahaya
Ku
menanti hari demi hari
Adakah
asa yang tak bertepi
Bila
bisu melahap diri
Ku tak
mengerti di mana mimpi
Sepanjang
hati masih terpuruk misteri
Kasih
Putih
Senyum
terpatri
Mengurai
rindu merenda hati
Hari
serasa tak mau pergi
Ingin mengulang
manis bersemi
Kuterbang
ke dalam hidupmu
Menyamai
mahligai menguak mimpi
Berjanji
berpadu jiwa menyatu
Ku
sibak satu- satu asa di diri
Tiada
lagi emosi
Tiada
jua kemenangan bertikai
Tiada
mungkin balik kelabu
Tiada
retak mengusik
Kasih
putih bergema kini
Bicara
pada dua hati
Yang
mencari perpaduan hakiki
Hati
yang haus ridho ilahi
Hati
seakan tak mau henti
Mengucap
bisik tentang kekasih
Di
balik bilik yang pernah sunyi
Sudah
musnah dari sepi
Bahagia
bila kasih ini
Putih
mewangi merebak sekujur diri
Senyum
terpatri dilubuk hati
Meluap
tumpah setiap hari
Walau
tak membuat lupa diri
Ini
wajar dan alami
Bila
insan saling mengasihi
Seolah
dunia milik sendiri
Kasih
putih janganlah pergi
Terlalu
pahit bila kau mati
Ku
masih akan terus menanti
Hingga
batas usia diri
Tak
terhalang waktu menutupi
Semua
ini kuasa ilahi
Bersamamu
Meniti
menit ke hari ke tahun perjalanan hidup
Bersamamu
ku pupuk kehangatan
Kutimba
kasih menggebu
Ku
tabur rindu di kisi dan tirai relungmu
Mengayuh
biduk mungil kita
Kutahu
tak ‘kan tenggelam karena kecewa
Tak ‘
kan payah berenang ke tepian
Tak
sesak hirup harap di depan
Bersamamu
ilalang menjadi padang rumput harum
Kerikil
terasa butir pasir di pantai landai
Air
mataku bukan milik kepedihan, tapi.....
Luapan
suka yang tak sanggup ku tampung di dada
Semoga
yang kurasa
Bukan
bingkai separuh jalan
Karena
setengahnya lagi adalah milikmu....
Yang ku
harap selaras dengan bingkai jiwakau.
Ampuni
Air Mataku
Ampuni
air mataku Tuhan
Sebab
kali ini ia menderas karena marahku
Atas
ketundukan para pemimpin
Pada
para lalim yang menyumpal mulut mereka
Dengan sampah
busuk sogokan nista
Yang
dengannya mereka suapi keluarga.
Aku
telah gagal, Tuhan.
Aku
gagal untuk memahami mengapa mereka berlomba- lomba
Menutupi
koreng dan busuk para penyumpalnya
Padahal
dari yang zalim itu hati rakyat terkoyak
Menjadi
kepingan- kepingan yang perih tak terkira.
Ampuni
air mataku ya Tuhan.
Sebab
kali ini ia menetes dari benciku
Pada
para penghamba tahta dan kuasa
Yang
berdansa ria di atas bara perih
Yang
membakar dada rakyat yang memilih mereka.
Dada
mereka sudah sesak oleh derita
Dan
kemarahan yang terbungkam.
Aku
telah berusaha, Tuhan
Berusaha
memahami bahwa
Engkau
sedang memberikan panggung pelajaran
Tentang
kebenaran, tapi aku sudah lelah ya Tuhan, aku lelah.
Ampuni
air mataku ya Tuhan.
Sebab
kali ini aku menangisi tanah
Yang di
atasnya telah mengalir darah dan keringat pahlawan
Yang
gelora semangatnya telah memerdekakan tanah ini.
Suara
mereka yang menggelegar menggetarkan hatiku
Rupanya
tak sampai ke telinga para lintah pengisap darah itu.
Sumpah
mereka untuk merdeka atau mati
Tak
lagi punya arti buat para penginjak harga diri negeri merdeka ini.
Duhai.....tengah
apakah para pahlawanku sekarang ya Tuhan?
Terlihatkah
oleh mereka petaka
Di
tanah merdeka yang mereka sumpahkan kesejahteraannya ini?
Terdengarlah
oleh mereka
Tawa
ria penghina rakyat
Yang
menghina- dinakan negeri
Yang
telah mereka perjuangkan dengan segenap harga diri?
Terciumkah
oleh mereka
Busuknya
uang- uang yang mengalir
Di
bawah dan di atas meja para penguasa
Bebas
berlalu lalang mengibaskan aroma menjijikkan.
Ampuni
airmataku Tuhan
Sebab
kali ini ia menitikkan dari ketidakberdayaaan.
Sungkemku
Lebaran Ini
Sungkemku
lebaran ini
Adalah
sungkem kepada mereka
Yang
harus lapar lebih lama
Bukan
karena puasa
Karena
teramat miskin
Hingga
tak sepotong tahu goreng pun mampu di belinya.
Adalah
sungkem kepada mereka
Yang
terbangun dini hari
Bukan
untuk makan sahur
Tapi
untuk melihat
Apakah
anak- anaknya masih ada di sisinya
Di
kolong jembatan yang tipa hari ku lalui.
Adalah
sungkem kepada mereka
Yang
terkapar sakit
Sebab
tak satu butir obat pun mampu dibelinya.
Sungkemku
lebaran ini
Adalah
sungkem kepada gadis- gadis belia
Yang
harus membeli baju
Dan
menjual tubuh pada yang pantas
Menjadi
ayah mereka.
Adalah
sungkem
Kepada
pekerja kanak- kanak
Yang
harus melupakan mobil- mobilan
Sebab
tangan mereka harus menadah
Meminta-
minta sesuai perintah orang- orang
Yang
harusnya menjadi orang tua mereka
Sungkemku
lebaran ini
Adalah
sungkem kepada
Perempuan-
perempuan yang kuat menggigit bibir
Menahan
kata
Menyimpan
sakit
Atas
layangan laki- laki
Yang
semestinya menjadi pelindung mereka.
Adalah
sungkem
Kepada
orang- orang tua kesepian
Yang
Cuma bisa diam menunggu
anak- anak yang tak pernah datang
mencium
tangan mereka.
Sungkemku
lebaran ini, Tuhan.
Adalah
sungkem memohon ampun.
Ampun
Tuhanku.
Ampuni
aku yang asyik dengan diriku sendiri.