Rabu, 30 November 2011

jika Al-Qur'an Bisa Bicara


WAKTU engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudhu kau sentuh aku dalam keadaan suci
Aku engkau pegang, engkau junjung dan engkau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku dengan mesra.

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah?
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kencil yang belajar mengaji saja?

Sekarang engkau simpan aku rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesenderian dan kesepian


Dulu, pagi- pagi sekali surah- surah yang ada padaku kau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai- ramai bersama temanmu di surau
Sekarang, pagi- pagi sambil minum kopi, engkau baca koran pagi sambil nonton televisi

Waktu senggang, engkau sempatkan membaca buku karangan manusia
sedangkan aku yang berisi ayat- ayat yang datang dari Allah yang Maha Perkasa,
engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan
Waktu berangkat kerjapun engkau lupa baca pembuka surahku (basmallah)
Di perjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat padaku di laci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu itu bukan stasiun radio yang senantiasa melantunkan ayatku


Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat- ayatku melantun
E – mail temanmu yang ada ayat- ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau telah sibuk dengan urusan duniamu

Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar- benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam- jam di depan televisi
Menonton pertandingan liga italia, musik atau film dan sinetron laga
Di depan komputer berjam- jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah

Waktupun cepat berlalu, aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku, hanya awal ramadhon kau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkau pun kini terbata- bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.

Apakah koran, televisi, radio, komputer, dapat memberimu pertolongan ?
Bila engkau dikubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba engkau akan diperiksa oleh malaikat suruhan-Nya
Hanya dengan ayat- ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu
Setiap saat berlalu, kuranglah jatah umurmu
Dan akhirnya kubur senantiasa menunggu kedatanganmu
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu- waktu
Apabila malaikat maut mengetuk rumahmu.

Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati
Dikuburmu nanti
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang kau baca yang akan membantumu dari perjalanan di alam akhirat
Tapi Akulah “ Qur’an” kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu
Peganglah aku lagi, bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat- ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Allah, Tuhan yang Maha Mengetahui
Yang disampaikan oleh jibril kepada Muhammad Rosulullah.

Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu
Letakkkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar enkau senantiasa mengingat Tuhanmu

Sentuhilah aku kembali
Baca dan pelajari lagi aku
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu, dulu sekali......
Waktu engkau masih kecil, lugu dan polos
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan sendiri
Dalam bisu dan sepi
Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar