BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dewasa ini ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan kesehatan berkembang dengan
pesat. Salah satunya adalah kemajuan dalam teknik transplantasi organ.
Transplantasi organ merupakan suatu teknologi medis untuk penggantian organ
tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ dari individu lain. Sejak
kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor kepada
pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transpIantasi maju
dengan pesat. Kemajuan ilmu dan teknologi memungkinkan pengawetan organ,
penemuan obat-obatan anti penolakan yang semakin baik sehingga berbagai organ
dan jaringan dapat ditransplantasikan. Dewasa ini bahkan sedang dilakukan uji
klinis penggunaan hewan sebagai donor. Dibalik kesuksesan dalam perkembangan
transplantasi organ muncul berbagai masalah. Semakin meningkatnya pasien yang
membutuhkan tranplantasi, penolakan organ, komplikasi pasca transplantasi, dan
resiko yang mungkin timbul akibat transplantasi telah memunculkan berbagai
pertanyaan tentang etika, legalitas dan kebijakan yang menyangkut penggunaan
teknologi itu.
Pada makalah
ini akan dibicarakan berbagai masalah etika yang timbul sejalan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi transplantasi organ, masalah etika utama dalam
transplantasi, bagaimana kebijakan di Indonesia mengenai transplantasi dan
betapa pentingnya nilai-nilai etika dalam mempertahankan suatu sistem nilai dan
dalam penentuan kebijakan pemerintah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa definisi Transplantasi
Organ
2.
Apa saja klasifikasi
Transplantasi Organ
3.
Bagaimana etiologi
Transplantasi Organ
4.
Bagaimana asuhan
keperawatan transplantasi organ
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi transplantasi organ
2. Untuk mengetahui Klasifikasi transplantasi organ
3. Untuk mengetahui etiologi transplantasi organ
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan transplantasi organ
1.4 MANFAAT
1. Agar masyarakat memahami definisi transplantasi organ
2. Agar masyarakat memahami klasifikasi transplantasi organ
3. Agar masyarakat memahami etiologi transplantasi organ
4. Agar mahasiswa memahami asuhan keprawatan pada tranplantasi organ
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
DEFINISI TRANSPLANTASI ORGAN
Definsi
Transplantasi organ adalah tindakan medis untuk memindahkan organ atau jaringan
tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam
pengobatan untuk mengganti jaringan atau organ tubuh yang tidak berfungsi
dengan baik. (http://www.scribd.com/doc/25784053/Aspek-Medikolegal-Transplantasi-Organ)
Donor organ atau lebih sering disebut transplantasi
adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu tempat
ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan
dan kondisi tertentu. Syarat tersebut melipui kecocokan organ dari donor dan
resipen.
Sedangkan resipien adalah orang yang akan menerima
jaringan atau organ dari orang lain atau dari bagian lain dari tubuhnya
sendiri. Organ tubuh yang ditansplantasikan biasa adalah organ vital seperti
ginjal, jantung, dan mata. namun dalam perkembangannya organ-organ tubuh
lainnya pun dapat ditransplantasikan untuk membantu ornag yang sangat
memerlukannya.Jika dilihat dari fungsi dan manfaatnya transplantasi organ dapat dikategorikan sebagai
‘life saving’. Live saving maksudnya adalah dengan
dilakukannya transplantasi diharapkan bisa memperpanjang jangka waktu seseorang
untuk bertahan dari penyakit yang dideritanya.
Macam-macam transplantasi organ:
1. Transplantasi hati.
2. Transplantasi paru
3. Transplantasi Ginjal.
4. Transplantasi Jantung
5. Transplantasi kulit.
6. Transplantasi Kornea
7. Transplantasi tulang
8. Transplantasi Pembuluh darah
9. Transplantasi Pankreas.
B. KLASIFIKASI TRANSPLANTASI ORGAN
Trnsplantasi organ dapat dklasifikasikan:
a. Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan
menjadi:
1) Autotransplantasi: pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain
dalam tubuh orang itu sendiri.
2) Homotransplantasi: pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh
seseorang ke tubuh orang lain.
3) Pemindahan organ atau jaringan dari satu spesies ke spesies lain.
4) Autograft : Transplantasi jaringan untuk orang yang sama.
Kadang-kadang hal ini dilakukan dengan jaringan surplus, atau jaringan yang
dapat memperbarui, atau jaringan lebih sangat dibutuhkan di tempat lain (contoh
termasuk kulit grafts , ekstraksi vena untuk CABG , dll) Kadang-kadang
autograft dilakukan untuk mengangkat jaringan dan kemudian mengobatinya atau
orang, sebelum mengembalikannya (contoh termasuk batang autograft sel dan
penyimpanan darah sebelum operasi).
5) Allograft : adalah suatu transplantasi organ atau jaringan antara
dua non-identik anggota genetis yang
sama spesies . Sebagian besar jaringan manusia dan organ transplantasi yang allografts.
Karena perbedaan genetik antara organ dan penerima, penerima sistem kekebalan
tubuh akan mengidentifikasi organ sebagai benda asing dan berusaha untuk
menghancurkannya, menyebabkan penolakan transplantasi.
6) Isograft : sebuah subset dari allografts di mana organ atau
jaringan yang ditransplantasikan dari donor ke Sipenerima yang identik secara
genetis (seperti kembaridentik). Isografts dibedakan dari jenis lain
transplantasi karena sementara mereka secara anatomi identik dengan allografts,
mereka tidak memicu respon kekebalan.
7) Xenograft dan xenotransplantation :Transplantasi organ atau
jaringan dari satu spesies yang lain. Sebuah contoh adalah transplantasi katup
jantung babi, yang cukup umum dan sukses. Contoh lain adalah mencoba-primata (ikan
primata non manusia)-transplantasi Piscine dari pulau kecil (yaitu pankreas
pulau jaringan atau) jaringan.
8) Transplantasi Split : Kadang-kadang organ almarhum-donor, biasanya
hati, dapat dibagi antara dua penerima, terutama orang dewasa dan seorang anak.
Ini bukan biasanya sebuah pilihan yang diinginkan karena transplantasi organ
secara keseluruhan lebih berhasil.
9) Transplantasi Domino:Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien
dengan fibrosis kistik karena kedua paru-paru perlu diganti dan itu adalah operasi
lebih mudah secara teknis untuk menggantikan jantung dan paru-paru pada waktu
yang sama. Sebagai jantung asli penerima biasanya sehat, dapat dipindahkan ke
orang lain yang membutuhkan transplantasi jantung. (parsudi,2007).
Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor
alat dan atau jaringan tubuh, maka transplantasi dapat dibedakan menjadi:
a. Transplantasi dengan donor hidup
Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan jaringan atau organ
tubuh seseorang ke orang lain atau ke bagian lain dari tubuhnya sendiri tanpa
mengancam kesehatan. Donor hidup ini dilakukan pada jaringan atau organ yang
bersifat regeneratif, misalnya kulit, darah dan sumsum tulang, serta
organ-organ yang berpasangan misalnya ginjal.
b. Transplantasi dengan
donor mati atau jenazah
Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah pemindahan organ atau
jaringan dari tubuh jenazah ke tubuh orang lain yang masih hidup. Jenis organ
yang biasanya didonorkan adalah organ yang tidak memiliki kemampuan untuk
regenerasi misalnya jantung, kornea, ginjal dan pankreas.
C. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI TRANSPLANTASI ORGAN
Seseorang harus menerima transplantasi organ jika organ orang
tersebut mengalami kerusakan atau tidak berfungsi lagi. Apabila hal tersebut
terjadi, maka jalan terbaik adalah dengan mentransplantasikan organ ke dalam
tubuh penderita agar penderita dapat tetap hidup.
1.
GINJAL
Penyebab terbanyak yang
umum dikenal masyarakat adalah gagal ginjal yang disebabkan adanya batu dalam
ginjal. Hal ini dawali oleh:
ü Diet yang salah yang banyak mengandung zat-zat yang banyak menumpuk dan mengkristal didalam ginjal seperti asam
urat,jengkol,maupun kalsium.
ü Kebiasaan penderita yang malas minum banyak air putih.Keadaan tersebut
lambat laun akan terjadi penumpukan zat didalam ginjal yang lama kelamaan akan
menjadi kristal yang sering disebut dengan batu,bila diameter batu tersebut
masih dibawah 2mm dapat keluar sendiri melalui saluran kemih,nmun bila timbul
batu dengan diameter yang besar akan susah untuk mengalir keluar yang kemudian
tentu akan terjadi penghambatan aliran darah dialam ginjal,proses ini akan
menyebabkan timbul infeksi yang semakin mempercepat kerusakan ginjal. Penurunan cadangan ginjal;
1)
Yang
terjadi bila GFR (Glomerular Filtration Rate) turun 50% dari normal (penurunan
fungsi ginjal), tetapi tidak ada akumulasi sisa metabolic. Nefron yang sehat
mengkompensasi nefron yang sudah rusak, dan penurunan kemampuan mengkonsentrasi
urin, menyebabkan nocturia dan poliuri. Pemeriksaan CCT 24 jam diperlukan untuk
mendeteksi penurunan fungsi. Insufisiensi ginjal;
2)
Terjadi
apabila GFR turun menjadi 20 – 35% dari normal. Nefron-nefron yang tersisa
sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang diterima.
Mulai terjadi akumulai sisa metabolic dalam darah karena nefron yang sehat
tidak mampu lagi mengkompensasi. Penurunan respon terhadap diuretic,
menyebabkan oliguri, edema. Derajat insufisiensi dibagi menjadi ringan, sedang
dan berat, tergantung dari GFR, sehingga perlu pengobatan medis.
3)
Gagal
ginjal; yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.
Penyakit gagal ginjal stadium akhir; Terjadi bila GFR menjadi
kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di
seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubuluS. Akumulasi sisa
metabolic dalam jumlah banyak seperti ureum dan kreatinin dalam darah. Ginjal
sudah tidak mampu mempertahankan homeostatis dan pengobatannya dengan dialisa
atau penggantian ginjal/transplantasi ginjal.
2. JANTUNG
CHF(
cronic heart failure) terjadi ketika jantung tidak lagi kuat untuk memompa
darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan. Fungsi sitolik jantung
ditentukan oleh empat determinan utama, yaitu: kontraktilitas miokardium,
preload ventrikel (volume akhir diastolik dan resultan panjang serabut
ventrikel sebelum berkontraksi), afterload kearah ventrikel, dan frekuensi
denyut jantunG.
Penyebab
yang sering adalah menurunnya kontraktilitas miokard akibat Penyakit Jantung
Koroner, Kardiomiopati, beban kerja jantung yang meningkat seperti pada penyakit
stenosis aorta atau hipertensi, kelainan katup seperti regurfitasi mitral.
Penyebab
|
Frekuensi
relatif
|
Kardiomiopati
dilated / tidak diketahui
|
45%
|
Penyakit
Jantung Iskemik
|
40%
|
Kelainan
katup
|
9%
|
Hipertensi
|
6%
|
Sumber: Cardiology and Respiratory
Medicine 2001
Selain itu ada pula
faktor presipitasi lain yang dapat memicu terjadinya gagal jantung, yaitu :
- Kelebihan Na dalam makanan
- Kelebihan intake cairan
- Tidak patuh minum obat
- Iatrogenic volume overload
- Aritmia : flutter, aritmia ventrikel
- Obat-obatan: alkohol, antagonis
kalsium, beta bloker
- Sepsis, hiper/hipotiroid, anemia,
gagal ginjal, defisiensi vitamin B, emboli paru.
3.
HATI
Pada umumnya penyakit yang sering menyerang
hati disebut pula hepatitis. Peradangan pada hati karena toxin, seperti
kimia/obat atau gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh suatu agen infeksi
atau keracunan. Penyakit ini apabila kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut
dan jika penyakit tersebut selama 6 bulan lebih disebut hepatitis kronis.
Salah satu gejala terlihat pada penderita
gangguan hepatitis adalah kulit dan selaput putih mata yang mungkin akan
berubah warna menjadi kuning, sehingga sering disebut oleh masyarakat sebagai
penyakit kuning. Warna kuning timbul disebabkan oleh cairan empedu yang berlebihan
kadarnya dalam darah.
Hepatitis biasanya terjadi terutama salah satu
dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa
terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam
kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non virus yang utama
adalah alkohol dan obat-obatan. Di Indonesia yang banyak ditemukan adalah virus
hepatitis A, virus hepatitis B dan virus hepatitis C. Virus hepatitis dapat
masuk ke dalam tubuh, terutama melalui makanan atau air yang dikotori oleh
virus, tertular akibat tranfusi darah maupun melalui pemakaian alat-alat yang
tidak steril di rumah sakit. Hepatitis merupakan penyakit yang lebih sering
menjangkiti anak-anak muda. Tempat tinggal yang sesak, kebersihan yang tidak
terjamin dan kurangnya makanan yang sehat sangat memegang peranan dalam.
4.
PARU-PARU
Merokok adalah penyebab umum dari sebagian
besar penyakit paru-paru, bahkan penyakit paru obstruktif kronis. Semua orang
yang merokok mungkin tidak mendapatkan bronkitis kronis, tetapi sebagian besar
pasien penyakit paru adalah perokok.
Bahkan orang yang bukan perokok mendapatkan
bronkitis kronis atau emfisema, jika individu memiliki kekurangan alfa-1
antitripsin protein.
Pada beberapa individu penyebab bronkitis kronis
PPOK atau tidak diketahui. Penyebab lain dari bronkitis kronis PPOK.
ü Terlalu lama terhadap alergen atau gas di
tempat kerja dapat menyebabkan penyakit paru-paru obstruktif kronis.
ü Perokok pasif, orang-orang yang menghisap asap
yang dipancarkan oleh perokok lebih rentan untuk mendapatkan penyakit kronis
obstruktif paru.
ü Menghirup gas alam dengan ventilasi yang buruk
juga menyebabkan PPOK – penyakit paru obstruktif kronis.
D.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis gagal ginjal:
1.
Kardiovaskuler
Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner, perikarditis
Edema (kaki, tangan, sacrum)
Pembesaran vena leher
2. Dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat
Kulit kering bersisik
Pruritus
Ekimosis
Kuku tipis dan rapuh
Rambut tipis dan kasar
3. Pulmoner
Krekels
Sputum kental dan liat
Nafas dangkal
Pernafasan kussmaul
4. Gastrointestinal
Anoreksia, mual, muntah, cegukan
Nafas berbau ammonia
Ulserasi dan perdarahan mulut
Konstipasi dan diare
Perdarahan saluran cerna
5. Neurologi
Tidak mampu konsentrasi
Kelemahan dan keletihan
Konfusi/ perubahan tingkat kesadaran
Disorientasi
Kejang
Rasa panas pada telapak kaki
Perubahan perilaku
6. Muskuloskeletal
Kram otot
Kekuatan otot hilang
Kelemahan pada tungkai
Fraktur tulang
Manifeatasi klinis transplantasi hati:
1. Kegagalan Prekim hati
2. Hipertensi portal
3.
Asites
4.
Ensefalophati hepatitis
Manifestasi klinis transplantasi paru-paru
1. Demam,
2. Asma dengan
perbaikan klinis yang lambat,
3. Batuk yang
produktif,
4. Malaise
5. Berat badan
menurun.
Manifestasi
klinis transplantasi jantung
1. sianosis biasanya setelah menangis,stress
2. jari tubuh(clubing finger)biasanya muncul setelah 2-3bln
3. sesak nafas
E.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK TRANSPLANTASI ORGAN
Dilakukan pemeriksaan laboratorium
I.
Pemeriksaan
Laboratorium
ü Laboratorium darah : BUN, Kreatinin, elektrolit
(Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit), protein, antibody
(kehilangan protein dan immunoglobulin)
ü Pemeriksaan Urin Warna, PH, BJ, kekeruhan,
volume, glukosa, protein, sedimen, SDM, keton, SDP.
II.
Pemeriksaan
EKG
Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri,
tanda perikarditis, aritmia, dan gangguan
elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia)
III.
Pemeriksaan
USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks
ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi
system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta prostate.
IV.
Pemeriksaan
Radiologi
Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde
Pyelography, Renal Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi,
pemeriksaan rontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen
F.
PENATALAKSANAAN
Transplantasi baru dapat diperoleh dari donor
yang baru saja meninggal dunia, atau dari donor hidup. Donor hidup bisa
keluarga, bisa juga bukan – biasanya pasangan atau teman. Jika anda tidak
memiliki donor hidup, anda akan dimasukkan ke dalam daftar tunggu untuk
memperoleh ginjal dari donor meninggal. Masa tunggu tersebut dapat berlangsung
bertahun-tahun.
Petugas transplantasi akan mempertimbangkan
tiga faktor untuk menentukan kesesuaian organ dengan penerima (resipien).
Faktor tersebut akan menjadi tolak ukur untuk memperkirakan apakah sistim imun
tubuh penerima akan menerima atau menolak organ baru tersebut.
Misalnya melakukan pemeriksaan
Ø Golongan darah. Golongan darah penerima (A,B, AB, atau O)
harus sesuai dengan golongan darah donor. Faktor golongan darah merupakan
faktor penentu kesesuaian yang paling penting.
Ø Human leukocyte antigens (HLAs). Sel tubuh membawa 6 jenis HLAs utama,
3 dari ibu dan 3 dari ayah. Sesama anggota keluarga biasanya mempunyai HLAs
yang sesuai. Resipien masih dapat menerima organ dari donor walaupun HLAs
mereka tidak sepenuhnya sesuai, asal golongan darah mereka cocok, dan tes lain
tidak menunjukkan adanya gangguan kesesuaian.
Ø Uji silang antigen. Tes terakhir sebelum dilakukan pencangkokan
adalah uji silang organ. Sejumlah kecil darah resipien dicampur dengan sejumlah
kecil darah donor. Jika tidak terjadi reaksi, maka hasil uji disebut uji silang
negatif, dan transplantasi dapat dilakukan.
Dokter akan mengevaluasi pasien untuk
menentukan apakah dia akan menjadi calon yang baik untuk transplantasi organ. Seorang
pasien harus cukup sehat untuk menjalani operasi dan mengambil obat
imunosupresif.
Obat
imunosupresif akan membantu tubuh untuk tidak menolak organ donor. Obat
tersebut harus diambil selama sisa hidup pasien. Mengambil obat imunosupresif
merupakan suatu keharusan, tetapi obat tersebut memiliki efek samping, salah
satunya adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Untuk
transplantasi organ, ada dua jenis donor yaitu donor yang masih hidup dan donor
yang sudah meninggal. Donor yang masih hidup biasanya berasal dari anggota
keluarga atau teman dekat. Sedangkan organ dari donor yang sudah meninggal
berasal dari seseorang yang sudah meninggal namun memiliki oorgan yang sehat.
Untuk
organ yang berasal dari donor yang sudah meninggal biasanya akan ada daftar
tunggu karena lebih banyak pasien yang membutuhkan daripada organ yang
tersedia. Meskipun sudah ada organ yang berasal dari donor baik yang masih
hidup atau sudah meninggal, namun masih diperlukan kecocokan antara pasien dan
donor.
Organ
donor harus cocok dengan jenis darah dan jaringan tubuh penerima organ (pasien).
Beberapa tes dan pemeriksaan kesehatan harus dilakukan baik pada pasien maupun
donor potensial untuk menentukan apakah organ akan cocok atau tidak.
Jika
seorang pasien ditempatkan pada daftar tunggu, informasi mengenai darah dan
jenis jaringan akan dimasukkan ke dalam file daftar tunggu tersebut. Jika
pasien akan menerima organ dari donor yang masih hidup, operasi bisa dilakukan
setelah dinyatakan ada kecocokan. Jika pasian membutuhkan donor yang sudah
meninggal, maka dia akan dimasukkan ke dalam daftar tunggu.
Waktu
tunggu rata-rata untuk donor organ adalah sekitar 3 hingga 5 tahun. Ketika
organ donor tersedia, akan dipilih dari daftar pasien yang paling cocok untuk
menerima transplantasi. Transplantasi harus dilakukan segera setelah organ
tersedia. Petugas kesehatan akan memanggil pasien untuk memberitahu bahwa organ
donor sudah tersedia. Pasien tersebut harus segera datang ke rumah sakit untuk
menjalani prosedur transplantasi setelah dia mendapatkan kabar tersebut.
Prosedur Operasi Transplantasi
Secara tekhnik bedah,
transplantasi organ dapat dilakukan dengan cara :
1. Ortopik
Bila organ yang
dicangkokkan dipasang di tempat organ yang asli. Sebelumnya organ yang asli diambil terlebih dahulu.
2. Heterotopik
Bila organ yang
dicangkokkan dipasang pada tempat organ yang lain. Pada tekhnik ini organ yang
rusak tidak dikeluarkan. Ketika donor
organ tersedia, dokter akan melakukan tes dan pemeriksaan untuk memverifikasi
kecocokan organ. Setelah kecocokan diverifikasi, pasien akan dibawa ke ruang
operasi. Proses operasi transplantasi organ biasanya berlangsung antara 2
hingga 4 jam. Setelah operasi transplantasi organ dilakukan, pasien akan diberi
obat imunosupresif untuk mencegah penolakan organ donor oleh tubuh. Petugas
kesehatan akan mengawasi pasien untuk memastikan bahwa organ yang baru dapat
berfungsi dengan baik. Terkadang pasien mungkin membutuhkan dialisis selama
beberapa hari sambil menunggu organ baru sembuh dan cukup kuat untuk bekerja
dengan baik. Setelah organberfungsi dan bekerja dengan baik dan kondisi pasien
sehat, maka pasien diperbolehkan pulang. Beberapa pasien bisa pulang dalam
waktu 5 hari setelah operasi.
Perawatan Tindak Lanjut (Follow up Care)
Seorang pasien yang menerima organ donor harus
mengambil obat imunosupresif selama sisa hidupnya. Berbagai jenis obat bisa
bertindak sebagai immunosupresan. Yang sering digunakan adalah kortikosteroid
(misalnya prednison); pada awalnya diberikan melalui infus kemudian dalam
bentukobatyangdiminum.
Obat lainnya dalah:
#Azatioprin
#Takrolimus
#Mikofenolatmofetil
#Siklosporin
#Siklofosfamid(terutama digunakan pada pencangkokkan sumsum tulang)
#Takrolimus
#Mikofenolatmofetil
#Siklosporin
#Siklofosfamid(terutama digunakan pada pencangkokkan sumsum tulang)
#Globulinanti-limfositdanglobulinanti-timosit
#Antibodi monoklonal.
#Antibodi monoklonal.
Pasien juga harus mengunjungi dokter secara
teratur untuk menjalani pemeriksaan dan mendeteksi dini setiap
masalah yang mungkin muncul.
G.
KOMPLIKASI
a)
Penolakan
pencangkokan:
Yaitu sebuah serangan dari sistem kekebalan
terhadap organ donor asing yang dikenal oleh tubuh sebagai jaringan asing.
Reaksi tersebut dirangsang oleh antigen dari kesesuaian organ asing. Ada tiga
jenis utama penolakan secara klinik, yaitu hiperakut, akut dan kronis.
b)
Peningkatan
berat badan akibat penimbunan cairan.ini pada transplantasi organ,mungkin banyak cairan yang masuk pada saat
pemindahan organ.
c)
demam
karena reaksi imun.
d)
nyeri
dan pembengkakan di daerah tempat yang dicangkokkan.
e)
Infeksi,
meninggalkan masalah yang potensial dan mewakili komplikasi yang paling serius
memberikan ancaman kehidupan pada periode pencangkokan jaman dulu. Infeksi
sistem urine, pneumonia, dan sepsis adalah yang sering dijumpai.
f)
Penyembuhan
yang jelek pada titik persambungan saluran udara.
g)
Penyumbatan
saluran udara akibat pembentukan jaringan parut.
h)
Terjadinya
penggumpalan darah akibat perbedaan golongan darah.
i)
kerusakan
pada organ transplan karena sistem kekebalan tubuh yang menganggap organ transplan tersebut sebagai benda asing.
j)
katarak,
diabetes, asam lambung berlebihan, tekanan darah tinggi, dan penyakit tulang.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1)
Identitas
klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin
2)
Aktifitas
dan Istirahat :Kelelahan, kelemahan, malaise, gangguan tidur, kelemahan otot
dan tonus, penurunan ROM
3)
Sirkulasi
: Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada, tachycardia, hipotensi
orthostatic, friction rub
4)
Integritas
Ego, Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan, menolak, cemas,
takut, marah, irritable
5)
Eliminasi,
Penurunan frekuensi urin, oliguri, anuri, perubahan warna urin, urin pekat
warna merah/coklat, berawan, diare, konstipasi, abdomen kembung
6)
Makanan/Cairan,
Peningkatan BB karena edema, penurunan BB karena malnutrisi, anoreksia, mual,
muntah, rasa logam pada mulut, asites, penurunan
otot, penurunan lemak subkutan
7)
Neurosensori
: Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, kejang, kebas, kesemutan, gangguan
status mental,penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran, koma
8)
Nyeri/Kenyamanan
: Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, distraksi, gelisah
9)
Pernafasan
: pernafasan Kussmaul (cepat dan dangkal), Paroksismal Nokturnal Dyspnea (+), batuk
produkrif dengan frotty sputum bila terjadi edema pulmonal
10)Keamanan : Kulit gatal, infeksi berulang,
pruritus, demam (sepsis dan dehidrasi), petekie, ekimosis, fraktur tulang, deposit fosfat kalsieum pada
kulit, ROM terbatas
11)Seksualitas : Penurunan libido, amenore,
infertilita
12)Interaksi Sosial : Tidak mampu bekerja, tidak
mampu menjalankan peran seperti biasanya
13)Psikologi : Adanya ansietas menghadapi pree
operasi.
B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1) Pree operasi
Ansietas behubungan dengan prosedur
pembedahan dari transplantasi ginjal.
Tujuan: dirapkan rasa cemas akan hilang
Kriteria hasil : 1. Px sudah tidak cemas
2. K/U
baik
3. Wajah px nampak tidak gelisah dan cemas
Intervensi dan rasional
1. Jelaskan
pada px tentang penyebab ansietas
R/ Meningkatkan
pengetahuan px
2.Anjurkan pada
px agar mau melaksanakan pengalihan perhatian mengurangi gangguan psikologi
ansietas
3. Berikan
informasi yang akurat dan jawab dengan jujur
R/ Memungkinkan px untuk membuat keputusan
yang didasarkan atas pengetahuannya
4. Berikan
kesempatan px untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi
R/ Kebanyakan px mengalami masalah yang
perlu untuk diungkapkan
5. Catat
prilaku dari orang terdekat/keluarga yang meningkatkan peran sakit px
R/ Orang terdekat mungkin secara tidak
sadar memungkinkan px untuk mempertahankan ketergantunganx
6. Observasi
TTV
R/ Mengetahui perkembangan px
7. Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat sedatif
R/ Untuk mengurangi kecemasan
2)
Post
Operasi
Diagnosa keperawatan :
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan adanya insisi luka operasi,
spasme otot, atau adanya distensi abdomen/kandung kemih.
2. Resiko tinggi terhadap penatalaksanaan di rumah berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan diri, riwayat
ketidak patuhan.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
penurunan haluaran urine, gagal ginjal, penolakkan tranplantasi, tingginya
volume cairan intravena.
4. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan
dengan imunosupresi
5.Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan resiko dari reaksi imun
transplantasi dan efek samping dari obat-obatan imunosupresi, atau kebutuhan
hemodialisa lanjut.
6. Resiko tinggi terhadap penatalaksanaan di rumah berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perawatan diri, riwayat ketidak patuhan.
Intervensi dan
rasional
1.Nyeri (akut)
berhubungan dengan adanya insisi luka operasi, spasme otot, atau adanya
distensi abdomen/kandung kemih.
Tujuan: Nyeri berkurang dan terkontrol
Kriteria hasil: 1. Px mampu menjelaskan tentang nyeri
2.
Px mampu menjelaskan tentang nyeri
3. Px
mampu melaksanakan untuk mengurangi nyeri
4.
Wajah tidak menyeringai
5.
Skala nyeri berkurang
1. Jelaskan
pada px tentang nyeri
R/ Meningkatkan pengetahuan px
2. Anjurkan
pada px untuk melaksanakan tindakan untuk mengurangi nyeri
R/ Membantu px untuk melaksanakan
tindakan mengurangi nyeri
3. Ajarkan pada px untuk melaksanakan
tindakan untuk mengurangi nyeri dengan relaksasi dan distraksi
R/ Menarik nafas panjang dan melakukan
sentuhan halus dapat mengurangi nyeri
4. Observasi TTV
R/ Mengetahui perkembangan px
5. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat
analgesik anti nyeri
R/ Dapat mengurangi nyeri
|
BAB IV
PENUTUP
Demikian
makalah ini kami buat,besar harapan kami tugas makalah “TRANSPLANTASI ORGAN”
yang kami kerjakan ini dapat berguna bagi kita semua. Kami menyampaikan terima
kasih atas dukungan dan partisipasi semua pihak yang mendukung kelancaran dan
kesuksesan kegiatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.geogle.co.id.transplantasi organ (diaksses tanggal 1 oktober 2011)
Doenges. Edisi 3.Rencana asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar